Review Enter The Matrix Serunya Jadi Ghost dan Niobe

0 0
Read Time:6 Minute, 0 Second

Review Enter The Matrix Serunya Jadi Ghost dan Niobe

   Di awal 2000-an, era kejayaan konsol seperti PlayStation 2 dan PC gaming mulai The Matrix menciptakan sejarah baru di dunia hiburan digital. Di saat itu, Enter The Matrix muncul sebagai game adaptasi film yang tidak sekadar menempel pada popularitas sinema, tapi juga menawarkan cerita tambahan, pengalaman sinematik, dan sensasi menjadi bagian langsung dari semesta cyberpunk yang penuh aksi dan filosofi.

Game ini dirilis pada tahun 2003 bersamaan dengan film kedua dari waralaba terkenal tersebut. Namun alih-alih mengajak pemain menjadi sang tokoh utama seperti Neo, game ini memilih jalur berbeda. Pemain justru diajak menyelami cerita dari sudut pandang dua karakter pendukung: Ghost dan Niobe. Keputusan ini sempat mengejutkan banyak penggemar, tapi nyatanya menjadi langkah yang cukup cerdas untuk menciptakan pengalaman yang berbeda namun tetap relevan.

Cerita Tambahan yang Menarik

Salah satu kekuatan terbesar game ini adalah bagaimana ceritanya menyatu dengan film. Pemain yang menonton filmnya akan menemukan sejumlah adegan dalam game sebagai pelengkap narasi. Tidak sedikit momen penting dalam film yang terasa lebih lengkap setelah menyelesaikan misi tertentu sebagai Ghost atau Niobe.

Niobe, yang dikenal sebagai pilot jempolan dan pemimpin tangguh, menunjukkan sisi kepemimpinan serta keberaniannya di medan aksi. Sedangkan Ghost, sosok tenang dan penuh filosofi, menjadi karakter dengan kedalaman emosional yang kuat. Interaksi mereka, termasuk dinamika hubungan platonis dan profesional, memperkaya pengalaman bermain.

Game ini memberikan gambaran lebih luas tentang perjuangan para pejuang dunia bawah tanah melawan dominasi mesin. Selain melengkapi film, narasi dalam game juga berdiri kuat sebagai pengalaman independen yang seru.

Dua Karakter, Dua Gaya Bermain

Memainkan Ghost dan Niobe tidak hanya tentang variasi tampilan. Meskipun sebagian besar misi dibagi rata, ada perbedaan dalam pendekatan gaya bermain. Niobe lebih agresif dalam pertarungan jarak dekat dan lebih andal saat mengemudi. Sedangkan Ghost lebih taktis, unggul dalam tembak-menembak, dan memiliki sisi kontemplatif yang terasa dari dialog-dialognya.

Perbedaan ini membuat pemain merasa memiliki dua perspektif dalam satu game. Setiap karakter memberikan nuansa berbeda meski menghadapi misi yang sama. Hal ini menjadi kekuatan utama dalam menjaga replayability game ini, karena pemain terdorong untuk menamatkan cerita dengan kedua karakter untuk memahami keseluruhan alur.

Live Action Cutscene yang Ikonik

Salah satu fitur paling mengejutkan dan visioner dari game ini adalah cutscene live action yang direkam khusus untuk game. Disutradarai langsung oleh Wachowski bersaudara, adegan-adegan ini melibatkan aktor asli dari film dan memberikan kesan sinematik yang kuat.

Saat sebagian besar game pada masa itu hanya mengandalkan cutscene dari grafik in-game, kehadiran adegan nyata memberikan atmosfer yang berbeda. Pemain benar-benar merasa seperti sedang menonton lanjutan film secara eksklusif. Kualitas inilah yang membuat game ini terasa sangat spesial.

Gameplay: Aksi Gaya Sinematik

Sebagai game aksi third-person, Enter The Matrix menonjolkan fitur yang terinspirasi langsung dari filmnya. Mode “Focus” yang mirip dengan bullet time memungkinkan pemain untuk memperlambat waktu, menghindari peluru, dan menyerang musuh dengan gaya koreografi ala film laga Hong Kong.

Aksi ini terasa memuaskan dan memukau. Pemain bisa melompat dari dinding, menggabungkan tembakan dengan tendangan, dan merancang momen spektakuler khas semesta filmnya. Meskipun kontrol pada zamannya terbilang kaku di beberapa bagian, secara keseluruhan gameplay-nya tetap menyenangkan.

Beberapa misi juga menyuguhkan kejar-kejaran mobil yang seru, dengan Niobe mengemudi dan Ghost menembak musuh dari jendela. Variasi ini menjaga tempo permainan agar tidak membosankan dan menciptakan ketegangan khas film aksi blockbuster.

Desain Level dan Atmosfer

Desain level dalam game ini didominasi oleh lokasi-lokasi khas urban yang suram: gang sempit, fasilitas pemerintah, lorong-lorong bawah tanah, hingga gedung-gedung tinggi. Semua didesain untuk menciptakan atmosfer penuh intrik dan ketegangan.

Meski tidak semuanya berhasil dieksekusi secara maksimal (beberapa level terasa datar dan terlalu panjang), namun detail dunia tetap terasa autentik dan cocok dengan tone cerita. Game ini menciptakan rasa ketakutan dan kewaspadaan konstan yang memperkuat elemen survival dan infiltrasi.

Soundtrack dan efek suara juga menjadi nilai plus tersendiri. Musik bernuansa industrial dan elektronik yang mendebarkan memperkuat suasana dan membuat aksi terasa lebih epik.

Interaksi dan Dialog

Dialog dalam game ini terasa hidup dan relevan. Ghost seringkali melontarkan kalimat filosofis yang mencerminkan kondisi batinnya. Niobe di sisi lain, lebih realistis dan berorientasi pada misi. Percakapan antara mereka, termasuk dengan karakter-karakter lain seperti Sparks atau Oracle, menambah kedalaman cerita.

Pemilihan aktor yang tepat dan akting yang solid menjadikan percakapan tidak terasa kaku. Justru, banyak dialog yang memberikan konteks tambahan dan membuat pemain lebih memahami kompleksitas konflik yang terjadi.

Kendala Teknis dan Kritik

Tak bisa dimungkiri, game ini mendapat kritik karena berbagai masalah teknis. Beberapa bug, animasi yang kaku, serta AI musuh yang kadang tidak responsif menjadi catatan buruk. Kontrol pada beberapa platform juga terasa tidak nyaman.

Namun di balik kekurangan itu, banyak pemain tetap mengapresiasi skala proyek ini. Dalam era di mana adaptasi game dari film sering dilakukan setengah hati, game ini hadir dengan niat untuk menjadi bagian integral dari cerita besar yang sedang dibangun.

Nilai Nostalgia yang Tinggi

Kini, dua dekade setelah perilisannya, Enter The Matrix tetap dikenang sebagai salah satu game adaptasi film terbaik dari segi konsep dan integrasi cerita. Bagi gamer era PS2 dan PC tahun 2000-an, game ini menjadi simbol dari masa ketika industri game dan film benar-benar bersinergi secara artistik.

Kenangan memainkan Ghost atau Niobe, menonton cutscene eksklusif, dan menyelesaikan misi penuh tantangan menjadi bagian dari sejarah pribadi banyak pemain. Bahkan dengan semua kekurangannya, game ini tetap memiliki tempat spesial di hati komunitas.

Potensi Remaster di Masa Kini

Dengan kemajuan teknologi saat ini dan tren kebangkitan franchise klasik, banyak pihak berharap game ini mendapatkan versi remaster atau remake. Bayangkan jika semua cutscene di-upscale ke 4K, gameplay disempurnakan, dan grafis dirender menggunakan Unreal Engine terbaru.

Potensi untuk menghadirkan ulang pengalaman sinematik dan interaktif seperti ini sangat besar. Jika dikerjakan dengan serius, proyek ini bisa menarik penggemar lama maupun generasi baru.

Warisan dan Inspirasi

Game The Matrix juga menginspirasi banyak adaptasi lintas media lainnya. Ia membuktikan bahwa video game bisa menjadi ekspansi cerita yang sah, bukan sekadar produk komersial. Dengan menyatukan alur naratif film dan pengalaman interaktif, game ini menjadi perintis transmedia storytelling yang kini menjadi umum di banyak franchise.

Keberhasilan ide ini membuka jalan bagi proyek-proyek lain yang berani menggabungkan media. Banyak game modern, baik dari dunia superhero maupun fiksi ilmiah, mencoba mereplikasi kesuksesan pendekatan seperti ini.

Jika kamu tertarik dengan kisah-kisah klasik, teknologi gaming, serta review mendalam seperti ini, jangan ragu mampir ke https://beicomm.com/  tempat di mana kamu bisa menemukan berbagai ulasan menarik dan perspektif unik tentang dunia hiburan digital.

Baca juga : Cara Mengumpulkan Semua Gadget di Ape Escape II

Kesimpulan: Ghost dan Niobe Layak Jadi Bintang

Enter The Matrix bukanlah game yang sempurna secara teknis, tetapi memiliki nilai naratif dan atmosfer yang sangat kuat. Dengan fokus pada dua karakter yang selama ini hanya pendukung, game ini berhasil mengangkat cerita dari sudut pandang baru yang tak kalah penting.

Ghost dan Niobe bukan hanya pelengkap semesta, mereka adalah pahlawan dengan konflik dan dinamika tersendiri. Bermain sebagai mereka memberikan pengalaman berbeda dan memperluas pemahaman terhadap dunia yang telah dibangun oleh para kreator filmnya.

Meskipun telah berlalu dua dekade, game ini masih layak dikenang sebagai pionir dalam kolaborasi dunia film dan game. Ia menunjukkan bahwa dengan niat dan eksekusi yang kuat, karakter sekunder pun bisa bersinar dan meninggalkan kesan mendalam bagi pemain di seluruh dunia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %